10 Fosil yang Salah Diidentifikasikan

Ketika kita menemukan sebuah fosil cangkang kerang ataupun binatang berkeras lainnya saat berjalan di pesisir pantai, tentu dapat dengan mudah kita mengenalinya, dan seperti apa bentuk dan pola kehidupan mereka. Meski demikian tidk semua fosil mudah dan begitu saja dapat diidentifikasikan, perlu ilmu, pengetahuan, pengalaman dan ketelitian. Sehingga tidak aneh lagi jika suatu saat terjadi kesalahan identifikasi untuk memberikan dan menjelaskan penemuan fosil tersebut. Berikut 10 fosil yang salah diidentifikasikan di dunia:

1. Ammonites
 
Di urutan pertama ada fosil amonites, sebuah fosil yang seringkali salah diidentifikasikan oleh manusia selama ribuan tahun. Seperti bangsa Yunani dahulu yang menganggap ammonites merupakan tanduk kambing ataupun biri-biri, dan mereka menamakannya

berdasarkan nama dewa bangsa Mesir, Ammon yang juga digambarkan memiliki tanduk di kepalanya. Demikian juga yang terjadi di China kuno, rakyat mereka menganggap ammonites merupakan fosil tanduk. Di Nepal ammonites ini dianggap sebagai benda suci peninggalan dewa Wisnu. Sementara bangsa Viking menghormati ammonites sebagai benda suci peninggalan dari dunia naga, mereka mengenalnya dengan nama Jormungand.
Sementara di Eropa pada abad pertengahan ammonites dikenal dengan ular batu, mereka mengira ular tersebut dikutuk oleh para orang suci (saint) menjadi batu karena telah melakukan perbuatan dosa. Bahkan beberapa industri pariwisata menambahkan ukiran kepala ular di ujung ammonites untuk lebih menarik dan meningkatkan penjualan suvenir mereka.
Namun saat ini fosil ammonites dikenal dengan fosil mahluk laut menyerupai gurita yang hidup jutaan tahun lalu dan punah bersamaan dengan dinosaurus. Meskipun tidak seperti binatang bercangkang keras lainnya, beberapa cetakan yang terdapat di dalam batu fosil memperlihatkan sebuah tentakel dan kepala yang tidak berbentuk.

2. Gigi Ikan
 
Lain lagi dengan yang satu ini, fosil ikan yang ditemukan ini banyak mengalami salah pengidentifikasian. Beberapa jenis ikan purba diketahui memiliki gigi yang keras, dan gigi geraham yang rata untuk digunakan sebagai penghancur hewan berkulit keras. Di Yunani dan beberapa negara Eropa fosil gigi ini digunakan sebagai perhiasan ataupun alat pusaka yang memiliki nilai magis. Bahkan mereka mengenalnya sebagai toadstones, karena mereka mengira bahwa fosil gigi ini berasal dari katak raksasa. Mereka menggunakan fosil ini sebagai benda magis yang dapat menyembuhkan penyakit epilepsi dan keracunan. Bahkan ada masyarakat di suatu wilayah Eropa yang menyebut fosil gigi ikan hiu ini merupakan lidah setan yang mengeras.
Berbeda dengan masyarakat Jepang, fosil gigi yang pipih dan tajam ini disebutkan berasal dari kuku seekor monster yang menakutkan bernama Tengu. Namun beruntung, di abad ke -17, seorang ahli anatomi, Steno, memperlihatkan dan menjelaskan kepada masyrakat bahwa benda yang mereka anggap sebagai lidah setan dan kuku itu adalah gigi ikan purba yang telah lama mati.

3. Pohon
 
Lepidodendron merupakan pohon kuno yang berkulit seperti pohon cemara, berdiameter besar dan memiliki relief berbentuk wajik (intan). Lepidondron banyak disalah kenali karena masyarakat Eropa saat itu mengenalinya sebagai pepohonan besar dibandingkan sebagai tanaman rempah-rempah, selain karena tumbuhan ini memiliki dedaunan yang menyerupai rumput besar. Di Eropa Lepidodendron banyak ditemui di pertambangan batu bara, dengan bentuk fosil yang cantik. Bentuknya besar, panjangnya sekira 30 meter dengan diamer 1meter.
Di abad ke -19 di Eropa, fosil lepidodendron ini sering dipertontonkan namun diperkenalkan sebagai bagian dari tubuh naga yang telah mati. Keberadaan fosil tersebut selalu dihubung-hubungkan dengan cerita herois yang berhubungan dengan agama kristen. Saat itu fosil yang dipertontonkan bukan saja berupa batang pohon, namun juga dedaunan, akar-akaran dan bahkan organ reproduksi spora. Lepindodendron saat ini diidentifikasikan sebagai tanaman besar dan bukanlah mahluk yang berasal dari dunia mitologi.

4. Foraminifera
 
Di wilayah selatan Jepang, tepatnya pesisir Pantai Pasifik, banyak ditemukan fosil yang bentuknya menyerupai bintang dengan ukuran kurang dari satu milimeter. Berdasarkan legenda setempat, fosil ini merupakan peninggalan para anak-anak langit yang malang dan jatuh ke bumi. Anak-anak astral ini mati akibat sebuah pertempuran, dibunuh monster yang hidup di perairan Pulau Okinawa. Akibatnya tubuh mereka yang mati terdampar di pesisir selatan Pantai Pasifik Jepang.
Namun saat benda yang dahulu diidentifikasikan sebagai mahluk astral ini, dikenal dengan nama foraminifera, mahluk yang menyerupai amoeba. Mereka adalah mahluk modern yang hanya memiliki satu sel yang memiliki cangkang keras untuk melindungi tubuhnya. Dan ketika mereka mati, maka bagian dari tubuhnya yang tersisa hanyalah cangkang keras. Apabila  dicermati dengan menggunakan alat mikroskop, maka akan terlihat ruangan-ruangan dan detil sebuah struktur cangkang.

5. Protoceratops
 
Sebuah fosil dinosaurus yang dikenal dengan protoceratops ini berhubungan erat dengan dinosaurus triceratops. Mereka berjalan dengan menggunakan empat kaki, bentuk tubuh mereka digambarkan menyerupai anjing besar/raksasa. Bagian atas tubuh mereka memiliki tengkorak kepala yang besar dan memiliki paruh menyerupai burung, bagian tulang rawan yang menonjol menyerupai duri disekitar bahunya. Protoceptor hidup secara berkelompok besar, sehingga fosil mereka dengan mudah dapat ditemukan lebih dari satu ekor.
Namun bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan mengenai dinosaurus, fosil-fosil seperti ini dianggap peninggalan mahluk-mahluk fantasi dan aneh yang telah mati. Mereka menganggap fosil ini semasa hidupnya adalah seekor harimau yang memiliki sayap seperti burung elang. Memang gigi depan milik protoceratops ini menyerupai taring yang dimiliki oleh harimau, karenanya kerangka tubuh mereka dianggap mahluk mitos griffin (perpaduan antara harimau dan burung elang). Berdasarkan legenda mahluk ini suka memakan manusia, menangkap mangsanya dengan menggunakan kaki depan mereka yang kuat. 

6. Belemnites
 
Mungkin saat ini pun jarang sekali orang yang mengenal mahluk bernama belemnites, sebuah mahluk yang berasal dari zaman purba, bentuknya menyerupai gurita.  Namun berbeda dengan gurita, belemnites memiliki 10 tentakel dengan panjang yang sama dilapisi oleh duri-duri kecil. Namun yang paling membedakan dengan gurita mereka memiliki kerangka tulang dalam tubuhnya.
Keberadaan belemnites memang satu zaman dengan dinosaurus, mereka bahkan dikatakan mendominasi kehidupan di perairan laut. Bagian tubuh mereka yang paling banyak ditemukan berupa fosil adalah bagian kerangka tubuhnya yang silinder, alat penunjuk/pendeteksi dan tentakel. Dan fosil yang ditemukan berbentuk peluru panjang. Namun yang terjadi di Eropa beberapa abad lalu, fosil belemnites ini mereka anggap sebagai petir yang menjadi batu ataupun peluru yang ditembakkan oleh dewa dari langit. Sehingga berdasarkan anggapan yang mereka miliki, banyak ditemukan fosil tersebut terpasang diru-rumah mereka dengan tujuan terhindar dari petir. Ada pula yang menganggap fosil ini merupakan jari dari para Elf, peri lilin ataupun senjata petir dari pixie (peri jahat). Kepercayaan yang beragam dimiliki bangsa Eropa saat itu, mereka bahkan menggunakan fosil ini sebagai benda yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit termasuk serum penangkal gigitan ular dengan cara menempelkannya di bagian tubuh yang terluka.

7. Anchisaurus
 
Di urutan kedua adalah Anchisaurus yang merupakan tipe awal dari dinosaurus herbivora. Mahluk ini memiliki leher dan ekor yang panjang, dan seringkali dihubungkan dengan apatosaurus dan diplodocus.  Namun demikian ukuran mereka lebih kecil, panjang mereka hanya mampu tumbuh dua meter. Tubuh mereka merupakan evolusi dari dinosaurus berkaki dua dari jenis pendahulunya dan tidak benar-benar berkaki empat –walaupun kadang bagian depan (tangannya) digunakan untuk berjalan.
Dalam penemuannya anchisaurus pun mengalami kesalahan identifikasi, karena kerangka fosil cukup membingungkan. Mereka memiliki leher dan ekor yang panjang, memiliki pinggul dan kerangka lainnya seperti reptil. Bahkan karena ukurannya menyerupai manusia, maka fosil anchisaurus pun diduga sebagai kerangka manusia. Namun setelah ditemukan beberapa kerangka dan dinosaurus lainnya, identifikasi pun semakin berkembang, dan simpulan terakhir saat itu adalah reptil.

8. Mastodons dan Mammoths (mamut)
 
Hingga beberapa ribu tahun lalu, mastodon dan mamut raksasa mendominasi bumi di zaman es. Mereka adalah mahluk yang menyerupai gajah namun memiliki bulu tebal dan gading panjang. Namun mereka kemudian punah karena saat itu terjadi perubahan iklim yang ekstrem di bumi, selain diburu oleh predator lainnya. Seperti halnya gajah modern, kedua mahluk ini memiliki otot lebih banyak di bagian belalai mereka, bahkan bisa dikatakan menyerupai tentakel. Memiliki kemampuan luar biasa, gerakannya lebih fleksibel terutama ketika digunakan dengan kekuatan penuh. Karenanya otot belalai mereka lebih kuat dan besar (memerlukan banyak ruang untuk otot). Fenomena tersebut pun memang terjadi dan dialami oleh gajah modern, namun karena terjadi perubahan iklim dan evolusi dalam dunia fauna maka gajah modern tidak memerlukan otot yang banyak dan tubuh terlalu besar untuk dapat menjalani kehidupannya.
Gajah purba, atau mamot di Eropa dahulu sering dihubungkan dengan legenda Cyclops, mahluk mitologi bertubuh besar. Salah satu bangsa raksasa kuno yang hanya memiliki satu buah mata dan terletak di dahi wajahnya, Clyclops, hidup di dalam mitologi baik Yunani maupun Romawi. Bahkan tertulis di dalam sebuah naskah Homer, ‘Odyssey’ dan Virgil’s the Aeneid, sehingga menjadikannya sebuah legenda yang faktual.

9. Landak Laut (Bulu Babi)
 
Landak laut memang jenis echinodermata, yang memiliki duri tajam layaknya landak. Fosil mereka seringkali ditemukan di wilayah pesisir pantai akibat terseret oleh aliran air ataupun ombak. Landak laut ini telah ada sejak ratusan juta tahun yang lali, dan nenek moyang mereka telah membuktikannya dengan berupa fosil. Fosil landak laut ini pun bernasib sama dengan mahluk yang disalah identifikasikan lainnya. Di daratan Inggris, mereka dianggap sebagai mahkota yang berasal dari alam supranatural, ataupun makanan para peri, bahkan telur ular gaib. Sementara di Denmark, mereka diduga sebagai batu yang jatuh bersamaan dengan petir. Bahkan kehadiran mereka dianggap sebagai tanda akan terjadi badai di wilayah pesisir dan laut, sehingga dijadikan alat pendeteksi cuaca. Bahkan dengan menemukan lima landak laut secara bersamaan adalah sebuah keberuntungan, seperti yang diyakini sebagian rakyat India. Keyakinan yang lainnya adalah sebagai serum anti bisa ular, memudahkan pengolahan roti, melindungi rumah dari badai dan mendapatkan berkat dari Tuhan ataupun dewa.

10. Hominids
 
Nenek moyang kita telah banyak meninggalkan fosil di berbagai belahan dunia. Namun sebelum dikenal sebagai fosil manusia, banyak dugaan yang salah terhadap keberadaannya. Terutama di daratan Amerika dan Eropa, fosil ini diduga merupakan sosok manusia gaib (mitos) sebagaimana yang sering disebutkan di berbagai kitab keagamaan, seperti raksasa ataupun iblis. Sementara yang lainnya menganggap hominids merupakan kera modern, meskipun kerangka mereka sebenarnya berbeda dengan primata lainnya. Di Era modern fosil hominids diduga merupakan peninggalan mahluk asing (alien) daripada sebagai mahluk mitos.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...