Indonesia memiliki sejumlah penjaga gawang berbakat dengan torehan prestasi internasional. Berikut 5 kiper legendaris Tim Merah-Putih
1. Maulwi Saelan
Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1928, Maulwi Saelan adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Tanah Air. Ia salah satu saksi hidup saat timnas berlaga di Olimpiade 1956 Melbourne, Australia. Langkah Tim Merah-Putih terhenti di perempat final melawan raksasa beruang merah, Uni-Soviet. Pertandingan ini berjalan dramaris. Skor 0-0, meskipun sudah ada perpanjangan waktu 2×15 menit.
Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1928, Maulwi Saelan adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Tanah Air. Ia salah satu saksi hidup saat timnas berlaga di Olimpiade 1956 Melbourne, Australia. Langkah Tim Merah-Putih terhenti di perempat final melawan raksasa beruang merah, Uni-Soviet. Pertandingan ini berjalan dramaris. Skor 0-0, meskipun sudah ada perpanjangan waktu 2×15 menit.
Kala itu aturannya jika pertandingan berakhir seri maka pertandingan harus diulang sehari sesudahnya. Pada laga ulangan Indonesia menyerah 0-4. Selain, menjadi pemain timnas, Maulwi juga sempat menjadi Ketua Umum PSSI periode tahun 1964-1968.
2. Ronny Pasla
Kiper kelahiran Medan, 15 April 1947 adalah kiper Indonesia yang berkiprah sekitar tahun 1960-an hingga awal 1970. Ia punya julukan Macan Tutul. Dengan tinggi badan 183 cm, Ronny ketika masih aktif bermain sangat unggul dalam antisipasi bola-bola atas. Kariernya panjang di Tim Garuda, hampir tujuh tahun dirinya menjadi penjaga gawang utama di timnas.
Kiper kelahiran Medan, 15 April 1947 adalah kiper Indonesia yang berkiprah sekitar tahun 1960-an hingga awal 1970. Ia punya julukan Macan Tutul. Dengan tinggi badan 183 cm, Ronny ketika masih aktif bermain sangat unggul dalam antisipasi bola-bola atas. Kariernya panjang di Tim Garuda, hampir tujuh tahun dirinya menjadi penjaga gawang utama di timnas.
Saat Timnas Brasil melakoni tur ke Asia pada 1972, Tim Samba yang saat itu diperkuat pesepak bola legendaris dunia Pele singgah ke Indonesia. Dalam laga persahabatan tersebut Indonesia kalah 1-2, tapi tetap menjadi momen terindah bagi Ronny, karena berhasil menahan eksekusi penalti Pele. Prestasi yang dicetak Ronny di timnas: juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), juara Merdeka Games (1967), peringkat III Saigon Cup (1970), serta kampiun Pesta Sukan Singapura (1972).
3. Yudo Hadianto
Menahan serbuan pemain-pemain klub luar negeri semisal Leeds United asal Inggris, Benfica Portugal, dan Dynamo Moskwa dari Rusia, adalah salah satu pengalaman paling berkesan bagi Yudo Hadianto saat masih aktif menjadi penjaga gawang Indonesia. Di era Yudo, klub-klub luar negeri memang banyak yang menyambangi Indonesia.
Menahan serbuan pemain-pemain klub luar negeri semisal Leeds United asal Inggris, Benfica Portugal, dan Dynamo Moskwa dari Rusia, adalah salah satu pengalaman paling berkesan bagi Yudo Hadianto saat masih aktif menjadi penjaga gawang Indonesia. Di era Yudo, klub-klub luar negeri memang banyak yang menyambangi Indonesia.
Yudo adalah salah satu penjaga gawang legendaris yang dimiliki negeri ini. Pecinta sepakbola pada 1960 hingga 1970-an pasti mengenal sosok kerempeng khas Yudo. Saat masih berjaya, Yudo dikenal sebagai penjaga gawang yang tenang tapi tetap tangkas menyambut datangnya bola.
Kiprah bersama UMS pula yang membawa Yudo masuk skuad Merah Putih. Kala itu, pelatih asing Tony Pogacnik yang menangangi timnas PSSI memanggil Yudo untuk masuk timnas yunior pada 1961. Yudo pun tampil di Kejuaraan yunior Asia. Selanjutnya, status kiper timnas selalu di sandang Yudo. Ia tampil menjaga gawang timnas pada sederet ajang internasional. Seperti misalnya juara Merdeka Games (1962, 1969, 1974), King’s Cup Thailand (1978), Aga Khan Cup Bangladesh (1978).
4. Eddy Harto
Eddy Harto adalah kunci kemenangan Tim Merah-Putih di SEA Games 1991. Eddy pula yang membuat hati para pemain Indonesia, di antaranya Maman Suryaman, Widodo C. Putro, Ferril Raymond Hattu, Robby Darwis, Aji Santoso, dan Bambang Nurdiansyah, berbunga-bunga karena menjadi pahlawan di saat adu penalti.
Eddy Harto adalah kunci kemenangan Tim Merah-Putih di SEA Games 1991. Eddy pula yang membuat hati para pemain Indonesia, di antaranya Maman Suryaman, Widodo C. Putro, Ferril Raymond Hattu, Robby Darwis, Aji Santoso, dan Bambang Nurdiansyah, berbunga-bunga karena menjadi pahlawan di saat adu penalti.
Sebelum meraih medali emas, Eddy Harto dkk. melibas Malaysia 2-0, menyikat Vietnam 1-0, menang atas Filipina 2-1, menyingkirkan Singapura 4-2 di semifinal (diperkuat David Lee dan Fandy Ahmad) melalui babak adu penalti, dan mempermalukan Thailand 4-3 di final (diperkuat Natee Thongsookkaew dan Worawoot Srimaka) juga melalui babak adu penalti.
5. Hermansyah
Pada era 80-an nama Hermansyah begitu dikenal. Kala itu, seolah olah hanya dialah penjaga gawang yang dimiliki Indonesia. Maklum, tiap kali Tim Merah-Putih bertanding, bisa dipastikan Hermansyah akan berdiri di bawah mistar. Itu terjadi di era 1983 hingga awal 1990.
Pada era 80-an nama Hermansyah begitu dikenal. Kala itu, seolah olah hanya dialah penjaga gawang yang dimiliki Indonesia. Maklum, tiap kali Tim Merah-Putih bertanding, bisa dipastikan Hermansyah akan berdiri di bawah mistar. Itu terjadi di era 1983 hingga awal 1990.
Saat Hermansyah menjadi kiper utama timnas, Indonesia nyaris bisa berlaga di Piala Dunia 1986 Meksiko. Sayang, di partai penentuan babak akhir kualifikasi, Indonesia yang menjadi juara grup 3 B kalah dari Korsel yang juara grup 3 A. Bermain di Jakarta Timnas Merah Putih kalah 1-3 dan saat melawat ke Korsel Indonesia kalah 2-0.
Hermansyah membela klub Mastrans Bandung Raya, dan ikut memberikan gelar juara Liga Dunhill 1995 bagi klubnya. dikenal sebagai kiper tangguh, dan spesialis pemblok penalti. Soal urusan penalti Hermansyah sempat dilatih oleh pelatih kiper legendaris asal Brasil, Barbatana.
No comments:
Post a Comment